Tingkatkan Anggaran Pemeliharaan Alutsista
http://bsy-news.blogspot.com/2015/07/tingkatkan-anggaran-pemeliharaan.html
Barangkali sesuai janji presiden bisa menjadi 1,5 persen, sehingga jadi Rp 150-200 triliun untuk kepentingan alutsista Mengenal Lebih Dekat Hercules C-130 yang Jatuh di Medan (CNN)
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Tubagus Hasanuddin berpendapat anggaran pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus ditingkatkan.
Politikus PDI Perjuangan itu menilai saat ini anggaran sudah dikerahkan maksimal untuk pemeliharaan alutsista. Namun, ia menilai cukup banyak alutsista yang sudah lapuk dimakan usia.
"Namanya pesawat sudah tua dan berumur 51 tahun, meski pemeliharaannya bagus pun, pasti ada batas kemampuannya," kata Hasanuddin saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/7).
Dengan anggaran yang minim, Hasanuddin menilai pemeliharaan alutsista pun menjadi kurang optimal. "Saat ini anggaran hanya 0,87 persen dari PNP. Barangkali sesuai janji presiden bisa menjadi 1,5 persen, sehingga jadi Rp 150-200 triliun untuk kepentingan alutsista," katanya.
Bagaimanapun, kata Hasanuddin, negara perlu alutsista yang bagus dan memadai. "Saya bersyukur sudah ada instruksi presiden untuk mengecek semua pesawat tempur. Kalau tidak layak, ya jangan diterbangkan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara itu jatuh kemarin di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Kota Medan. Pesawat diketahui membawa 12 awak dan 110 penumpang prajurit TNI dan keluarga mereka.
Jenazah yang sudah berhasil diidentifikasi sebagian sudah diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma untuk diserahkan kepada keluarga.
Sebelum jatuh, Hercules nahas tersebut melakukan perjalanan ke beberapa landasan udara TNI yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Pesawat itu membawa muatan logistik.
Senin (29/6), pesawat berangkat dari Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, menuju Lanud Adisutjipto, Semarang, Jawa Tengah, sebelum kemudian terbang ke Lanud Halim Perdakanusuma, Jakarta.
Selasa (30/6), Hercules itu berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru, Riau, untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Lanud Dumai dan Lanud Suwondo, Medan. (obs)
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Tubagus Hasanuddin berpendapat anggaran pemeliharaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus ditingkatkan.
Politikus PDI Perjuangan itu menilai saat ini anggaran sudah dikerahkan maksimal untuk pemeliharaan alutsista. Namun, ia menilai cukup banyak alutsista yang sudah lapuk dimakan usia.
"Namanya pesawat sudah tua dan berumur 51 tahun, meski pemeliharaannya bagus pun, pasti ada batas kemampuannya," kata Hasanuddin saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/7).
Dengan anggaran yang minim, Hasanuddin menilai pemeliharaan alutsista pun menjadi kurang optimal. "Saat ini anggaran hanya 0,87 persen dari PNP. Barangkali sesuai janji presiden bisa menjadi 1,5 persen, sehingga jadi Rp 150-200 triliun untuk kepentingan alutsista," katanya.
Bagaimanapun, kata Hasanuddin, negara perlu alutsista yang bagus dan memadai. "Saya bersyukur sudah ada instruksi presiden untuk mengecek semua pesawat tempur. Kalau tidak layak, ya jangan diterbangkan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara itu jatuh kemarin di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Kota Medan. Pesawat diketahui membawa 12 awak dan 110 penumpang prajurit TNI dan keluarga mereka.
Jenazah yang sudah berhasil diidentifikasi sebagian sudah diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma untuk diserahkan kepada keluarga.
Sebelum jatuh, Hercules nahas tersebut melakukan perjalanan ke beberapa landasan udara TNI yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Pesawat itu membawa muatan logistik.
Senin (29/6), pesawat berangkat dari Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur, menuju Lanud Adisutjipto, Semarang, Jawa Tengah, sebelum kemudian terbang ke Lanud Halim Perdakanusuma, Jakarta.
Selasa (30/6), Hercules itu berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru, Riau, untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Lanud Dumai dan Lanud Suwondo, Medan. (obs)